Jumat, 09 Mei 2014

Cara Order

Pembelian via online


  1. Pastikan barang yang akan di beli stocknya masih ada
  2. Tanyakan kondisi dan kelengkapan barang yang akan anda beli
  3. Ongkos Pengiriman barang ditanggung oleh pembeli
  4. Lamanya pengiriman barang tergantung jauh dekat lokasi pengiriman
  5. Apabila pembeli sudah pasti akan membeli barang, maka kami akan menkonfirmasi harga barang dan biaya pengiriman
  6. Pembeli wajib mentransfer uang sebesar harga barang dan biaya pengiriman yang telah disepakati
  7. Apabila pembeli sudah mentransfer uang, maka segeralah mengkonfirmasi kami serta mengkonfirmasi alamat tujuan pengiriman, supaya kami bisa segera melakukan pengiriman barang
  8. Jasa pengiriman barang yang sering kami pakai, JNE, POS,  (tergantung lokasi pengiriman dan berat barang)
  9. Setelah transfer masuk, kami akan mengirimkan barang sesuai tujuan
  10. Kami akan memberitahukan no resi pengiriman barang untuk untuk pengecekan atau pengambilan barang
  11. Pembeli wajib memberitahukan kepada kami apabila barang yang dikirim sudah sampai


Transfer ditujukan ke :

Get Aceh Coffee


Sabtu, 03 Mei 2014

Kopi Aceh yang Nikmat

Berkunjung ke Aceh, tak lengkap jika belum mampir ke kedai kopi. Kenikmatan kopi Aceh sudah terkenal hingga ke mancanegara. Penyajiannya pun berbeda dengan cara penyajian warung kopi di wilayah lain Indonesia. Seperti apa ya?

Menyaksikan aktraksi 'barista' di kedai-kedai Kopi di Aceh merupakan kenikmatan tersendiri. Di samping tata cara penyajian, ternyata proses pembuatan dari biji kopi menjadi kopi siap pakai juga merupakan daya tarik tersendiri.

Kali ini saya menyusuri pembuatan kopi Aceh di Desa Geumpang, Kabupaten Pidie, mulai dari pemilihan biji kopi hingga menjadi kopi yang siap disajikan. Kopi-kopi di sini nantinya akan dipakai di kedai-kedai kopi di Ulee Kareeng, Banda Aceh.



Tanpa Segelas Kopi Aceh dari Kedai Kopi di Ulee Kareeng akan membuat ada yang kurang dalam kunjungan ke Aceh

travel.detik.com

Alasan di Balik Nikmatnya Kopi Aceh

Seorang Q-Grader kopi Aceh mengungkapkan rahasia kenikmatan kopi Aceh. Dia memberi pesan kepada generasi muda penikmat kopi agar tidak meninggalkan kopi saring yang membuat kopi Aceh terasa nikmat. Kopi saring adalah kopi tradisional Aceh yang disajikan secara klasik di Aceh.

"Kopi Aceh itu kopi saring, itu jangan sampai hilang, itu kopi tradisional kita," kata Q-Grader, Mahdi dalam diskusi di Festival Kopi di Banda Aceh, Minggu (24/11).

Menurut dia, generasi muda di Aceh agar jangan terlena hanya dengan espresso, sehingga lupa akan cara pembuatan kopi tradisional Aceh. Dia mengakui semua kopi itu nikmat, tapi penting sekali mempertahankan kekhasan kopi Aceh dengan cara disaring. "Kadangkala, bukan rasanya yang dinikmati oleh penikmat kopi, tapi juga bisa kita jual bagaimana cara menyajikannya seperti kopi saring yang tidak ada di tempat lain," tuturnya.

Selain itu, di Aceh juga memiliki cara minum kopi lainnya, sebutnya, ada juga minum kopi secara tubruk. Minum kopi tubruk justru lebih unik lagi, karena minum kopi tubruk tidak disaring.

"Kalau di Aceh Selatan, kopi tubruk itu justru lebih unik, kopi tubruk diminum dengan gelas terbalik," imbuhnya.

Sementara itu, Mahdi juga menyebutkan jangan takut minum kopi. Akan tetapi yang harus ditakuti kopi apa yang diminum. Kalau kopi asli Aceh seperti Arabika dan Robusta diminum akan aman untuk kesehatan.

"Yang bermasalah ketika diminum kopi palsu, kopi yang bijinya berlubang karena dimakan ulat, ulat saja bisa mati, apa lagi manusia kalau kita minum, jadi jangan minum kopi murah, karena kita curiga itu kopi yang tidak baik," tuturnya.

Mahdi berpesan jangan takut minum kopi, tetapi jangan minum kopi yang berlebihan. Minum kopi yang sehat, kata Mahdi adalah adalah minum kopi dengan takaran 120 sampai dengan 150 kafein per hari.

Terkait efek tidak bisa tidur setelah minum kopi, Mahdi menjelaskan bohong kalau ada yang mengatakan setelah minum kopi langsung tidak bisa tidur. "Jadi selesai minum kopi, itu berefek 3 sampai dengan 3,5 jam kemudian," tambahnya

merdeka.com

Aceh Susun Kurikulum Pendidikan Islami

Pemerintah Aceh sedang menyusun kurikulum pendidikan Islami sebagai salah satu upaya mewujudkan pelaksanaan Syariat Islam secara menyuluruh (kaffah) di provinsi penduduknya mayoritas Muslim tersebut.
"Saat ini sedang tahap untuk menyusun kurikulum yang mudah-mudahan bisa diterapkan pada tahun ajaran 2014-2015," kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam di Banda Aceh, Jumat (2/5).
Seusai upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2014 yang dihadiri Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan ribuan pelajar di Kota Banda Aceh, ia menjelaskan bahwa Qanun (Perda) Pendidikan Aceh saat ini sedang dilakukan revisi.
"Kurikulum pendidikan Islami itu akan dimasukkan dalam revisi qanun yang sedang dilakukan pihak terkait di Aceh. Jadi setelah selesainya qanun, tahap berikutnya akan menyusun kurikulum," katanya menambahkan.
Anas menjelaskan, kurikulum pendidikan Islami yang akan disusun itu nantinya akan terintegrasi antara pengetahuan umum dengan agama, tidak hanya menambah jam pelajaran tapi juga meningkatkan kemampuan guru.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh juga menjelaskan untuk guru pelajaran agama sudah mencukupi, namun yang perlu ditingkatkan adalah guru umum yang harus ditingkatkan pengetahuan agama.
Namun yang terpenting, menurut Anas adalah bagaimana memasukkan materi-materi pelajaran agama Islam ke pengetahuan umum. Mungkin saja akan bekerja sama dengan guru-guru dari pondok pesantren untuk materi agama.
Dipihak lain, ia juga menyebutkan kualitas pendidikan di Aceh sudah terjadi peningkatan terutama sejak 2013. Itu dapat dilihat dari capaian nilai rata-rata pelajar Aceh yang meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Misalnya, kata dia. capaian nilai untuk mata pelajaran IPA, Aceh berada di urutan sembilan di ranking nasional. Sementara untuk mata pelajaran IPS, Aceh berada di ranking 13 secara nasional.
Kemudian, dari segi kemampuan guru, Aceh juga sudah semakin baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Prestasi itu, untuk guru Aceh kini berada di ranking 28 (2013) dari sebelumnya pada posisi 31.
"Kami melihat ada perubahan bahwa kemampuan dan kualitas pendidikan dan guru Aceh sudah semakin membaik. Kami harapkan pada tahun 2014, ranking guru Aceh akan lebih baik lagi,

republika.co.id

Tipografi Wajah dengan Photoshop

Saya berkesempatan untuk membuat tutorial tersebut. Sebuah tutorial photoshop yang sangat sederhana yang diharapkan dapat memberi penjelasan secara rinci mengenai proses pembuatan karya tipografi wajah. Mudah-mudahan dari tutorial ini, pembaca bisa berimprovisasi menciptakan artwork yang fantastis sesuai dengan fantasi dan imajinasi kreatif masing-masing. Check it out! :)

Sebelum memulai, berikut link download gambar dan brush yang akan kita gunakan pada tutorial kali ini :



STEP 1
Persiapkan gambar yang ingin dibuat tipografi wajah. Buka gambar tersebut di photoshop, dan secara otomatis, layer gambar tersebut menjadi layer ‘background’. klik ganda pada layer ‘background’ untuk mengubahnya menjadi layer biasa, dan ubah nama layer tersebut menjadi ‘face’.

STEP 2
Pada tutorial kali ini, kita hanya membutuhkan bagian wajah. Jadi crop gambar wajah menggunakan Pen tool (P). Untuk cara cropping gambar menggunakan Pen tool, lihat tutorial ini : Menghapus background di Photoshop.
STEP 3
Buat layer baru dan beri nama dengan ‘background’. Kemudian, posisikan layer ‘background’ diposisi paling bawah. Tekan tombol Ctrl + D di keyboard untuk mengembalikan warna foreground-background menjadi hitam putih. Jika sudah, gunakan Paint Bucket tool untuk mengisi layer background menggunakan warna hitam.
STEP 4
Buatlah sebuah layer baru dan beri nama layer dengan ‘tipografi’. Kemudian pastikan warna foreground adalah putih seperti gambar dibawah.
STEP 5
Setelah kamu mendownload dan menginstall Scrambled Letters brush di link diatas, maka sekarang ada banyak pilihan brush berupa kumpulan huruf-huruf yang bisa digunakan. Pastikan layer ‘tipografi’ aktif, dan mulai sapukan brush dengan menggunakan Brush tool (B) pada bagian wajah.
STEP 6
Ulangi menyapukan brush ke dokumen tapi pastikan brush yang disapukan berbeda-beda jenisnya sampai kumpulan brush telah dirasa cukup untuk membentuk sebuah wajah.
STEP 7
Jika sudah, tekan dan tahan tombol Ctrl di keyboard, kemudian klik pada thumbail layer ‘tipografi’ agar seluruh bentuk pada layer tersebut terseleksi.
STEP 8
Sementara seleksi aktif, klik layer ‘face’ untuk mengaktifkannya. Lalu tekan Ctrl + C (Copy) kemudian Ctrl + V (paste).
STEP 9
Langkah diatas menciptakan sebuah layer baru lagi bernama ‘layer 1′. Sembunyikan (hide) layer ‘face’ dan layer ‘tipografi’ untuk melihat dengan jelas bahwa ‘layer 1′ adalah kumpulan tipografi yang membentuk suatu objek wajah seperti gambar dibawah.
STEP 10
Tapi kita belum selesai sampai disini, kita perlu membuat suasana lebih dramatis dengan membuat efek huruf-huruf yang keluar dari wajah, seperti terbawa angin. Untuk itu, buat sebuah layer lagi, beri nama dengan ‘tipografi 2′ sapukan beberapa Brush scrambled letters di samping wajah seperti pada gambar dibawah.
STEP 11
Klik ganda pada layer ‘tipografi 2′ untuk membuka jendela layer style. Pada jendela layer style, pilih gradient overlay dan atur settingan didalamnya seperti gambar dibawah. Langkah ini untuk membuat kumpulan huruf tambahan pada layer ‘tipografi 2′ mempunyai gradasi dari terang ke gelap sehingga menunjukkan kedalaman agar artwork terlihat lebih realistis.
STEP 12
Buat layer mask untuk ‘Layer 1′, caranya klik ikon layer mask di bagian bawah layer palette. Klik thumbnail layer mask di ‘layer 1′ kemudian buat bentuk acak seperti gambar dibawah ini dengan Pen Tool (P). Sementara Pen tool aktif, klik kanan pada area kerja, lalu pilih Make Selection untuk mengubah garis kurva menjadi seleksi. Jika sudah, isi area yang terseleksi dengan warna hitam. Langkah ini akan membuat bagian tersebut menjadi tidak kelihatan sekaligus menciptakan efek acak yang membuat artwork lebih dramatis.
 
STEP 13
Kamu bisa berimprovisasi menciptakan kesan acak melalui langkah diatas tadi. Semakin acak bentuk yang kamu buat, maka akan semakin kuat harmonisasi yang dikesankan dalam artwork.
STEP 14
Terakhir, kita masuk kedalam bagian pewarnaan. Buat sebuah layer baru diposisi paling atas layer-layer yang lain. Beri nama layer tersebut dengan ‘warna’. Gunakan Gradient Tool (G) dan bukan Gradient editor. Pada Gradient Editor, atur settingan warna gradasi dari hijau ke orange seperti pada gambar dibawah.
STEP 15
Drag Gradient Tool (G) pada area kerja, kemudian ganti blending mode untuk layer ‘warna’ menjadi Color.
 
Hasil Akhir
Beginilah hasil akhir dari tutorial tipografi wajah di photoshop. Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan bisa dikembangkan dengan kreasi artwork kamu sendiri.

http://padistudio.wordpress.com/2012/05/07/tipografi-wajah-dengan-photoshop/

Fakta Unik Terjadi di Aceh




Setiap daerah punya keunikannya masing-masing. Keunikan ini akan menjadi ciri khas atau identitas suatu daerah. Walaupun tidak ada hubungannya dengan budaya atau adat istiadat di daerah setempat. Begitu keunikan atau sisi lain itu disebut orang yang mendengarnya akan langsung teringat atau terbayang-bayang pada daerah tertentu. Begitu juga halnya dengan Aceh. Provinsi yang berada di ujung paling barat Indonesia ini memang punya banyak keunikan yang selalu menjadi pembicaraan. Entah itu terkait dengan produk hukumnya, cita rasa kuliner, atau hal-hal yang terkait dengan kebiasaan lainnya. Beberapa hal unik di bawah ini sudah menjadi kebiasaan yang lazim di Aceh. Mungkin Anda sudah atau sama sekali belum pernah mendengarnya. Kalau penasaran datang saja langsung ke Aceh. Kereta Alat transportasi yang satu ini paling mudah ditemui di Aceh. Bisa dipastikan hampir setiap rumah tangga di Aceh memilikinya. Bahkan ada yang punya dua atau tiga kereta sekaligus di rumah mereka. Parkirnya di mana ya? Eits, jangan salah duga dulu. Kereta yang dimaksud bukanlah kereta api yang memiliki gerbong panjang dan besar. Tapi merujuk pada alat transportasi kendaraan roda dua yang di daerah lain umumnya disebut sepeda motor atau motor. Di provinsi tetangganya Sumatera Utara, sepeda motor lazimnya juga disebut kereta. Jadi, jangan heran kalau ada orang Aceh yang pergi ke sawah menggunakan kereta.

Ref : atjehpost.com

Kupiah Meukutop


Kupiah Meukutop


Kupiah Meukutop merupakan lambang adat aceh
warnanya dalam kupiah mekutop mengartikan :

  • Kunng : Kerajaan/negara
  • Hijau : Agama Islam
  • Merah : Kepahlawanan



Teratak tangga dalam kupiah meukutop bermaknakan :

  • Anak tangga Atas : Agama
  • Anak Tangga Kedua Dari Atas : Adat
  • Anak Tangga Ketiga Dari Atas : Reusam/Rasam
  • Anak Tangga Keempat Dari Atas : Qanun

Kisah Teuku Markam




Teuku Markam, salah seorang saudagar Aceh yang  pernah  menjadi orang terkaya di Indonesia. Dia menyumbang sebanyak 38 kilogram emas untuk puncak Tugu Monumen Nasioanal (Monas), dan mebebaskan lapangan olah raga yang waktu itu terbesar di asia tenggara ( Lapangan olah raga Senayan yang letaknya Ibu kota Jakarta) Kejayaannyanya runtuh pada masa Orde Baru yang dipegang oleh Soeharto.

Teuku Markam  lahir tahun 1925. Dia merupakan salah satu turunan uleebalang. Ayahnya Teuku Marhaban, berasal dari Kampung Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Ketika usia sembilan tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Sempat mengecap pendidikan sampai kelas empat Sekolah Rakyat (SR).
Teuku Markam tumbuh dewasa menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jenderal Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain.
Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran. Bahkan ia ikut mendamaikan clash antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis.
Teuku Markam sebagai prajurit penghubung, lalu diutus oleh Panglima Jenderal Bejo ke Jakarta untuk bertemu pimpinan pemerintah. Oleh pimpinannya, Teuku Markam diutus lagi ke Bandung untuk menjadi ajudan Jenderal Gatot Soebroto. Tugas itu dijalankan dan diemban Teuku Markam sampai Gatot Soebroto meninggal dunia.
Jenderal Gatot Soebroto juga yang mempercayakan Teuku Markam untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Waktu itu, Bung Karno memang menginginkan adanya pengusaha pribumi (pengusaha putra daerah-red) yang betul-betul mampu menghendel masalah perekonomian Indonesia.

Masyarakat hanya mengetahui, emas tersebut memang benar sumbangan saudagar Aceh. Namun, tak banyak yang tahu, kalau Teuku Markamlah yang dimaksud. Itu baru segelintir karya Teuku Markam untuk kepentingan negeri ini. Karya lainnya, ia pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia.
Tentu saja banyak bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas dicatat dalam memajukan perekonomian Indonesia di zaman Soekarno, hingga menempatkan Teuku Markam dalam sebuah legenda.
Di masa Orde Baru (Orba), karyanya yang terbilang monumental adalah pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Jalan Medan-Banda Aceh, Bireuen-Takengon, Meulaboh, Tapaktuan dan lainnya adalah karya dari Teuku Markam yang didanai Bank Dunia. Sampai sekarang, jalan-jalan itu tetap awet.
Teuku Markam pernah  memiliki sejumlah kapal, dok kapal di Jakarta, Makassar, Medan, Palembang. Dia tercatat sebagai eksportir pertama mobil Toyota Hardtop dari Jepang. Usaha lain adalah mengimpor plat baja, besi beton sampai senjata untuk militer.
Mengingat perannya yang begitu besar dalam kancah bisnis dan perekonomian Indonesia, Teuku Markam pernah disebut-sebut sebagai anggota kabinet bayangan pemerintahan Soekarno.
Peran Teuku Markam menjadi  hancur dan runtuh seiring dengan berkuasanya pemerintahan Soeharto. Ia ditahan selama delapan tahun dengan tuduhan terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI). Harta kekayaannya diambil alih begitu saja oleh Rezim Orba. Pernah mencoba bangkit setelah keluar dari penjara, tapi tidak sempat bertahan lama.
Ketika 1957, Teuku Markam berpangkat Kapten (NRP 12276), kembali ke Aceh dan mendirikan PT Karkam. Ia sempat bentrok dengan Teuku Hamzah (Panglima Kodam Iskandar Muda—red) karena ada orang tidak senang kepadanya dengan membuat berita buruk. Akibatnya Teuku Markam ditahan dan baru keluar 1958. Pertentangan dengan Teuku Hamzah berhasil didamaikan oleh Sjamaun Gaharu.
Sejak keluar dari tahanan, Teuku Markam kembali ke Jakarta dengan membawa PT Karkam. Perusahaan itu dipercaya Pemerintah RI mengelola pampasan perang untuk dijadikan dana revolusi.
Setelah itu, Teuku Markam benar-benar menggeluti dunia usaha dengan sejumlah aset berupa kapal dan beberapa dok kapal di Palembang, Medan, Jakarta, Makassar dan Surabaya.
Bisnis Teuku Markam, semakin luas karena ia juga terjun dalam ekspor-impor dengan sejumlah negara. Diantaranya mengimpor mobil Toyota Hardtop dari Jepang, besi beton, plat baja dan bahkan sempat mengimpor senjata atas persetujuan Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Presiden.
Komitmen dan tekad Teuku Markam adalah mendukung perjuangan RI, sepenuhnya termasuk pembebasan Irian Barat serta pemberantasan buta huruf yang waktu itu digenjot habis-habisan oleh Soekarno. Hasil bisnis Teuku Markam konon juga ikut menjadi sumber Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), serta mengumpulkan sejumlah 28 kilogram emas untuk ditempatkan di puncak Monumen Nasional (Monas). Seperti kita tahu, proyek Monas merupakan salah satu impian Soekarno dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Peran Teuku Markam, menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika tidak kecil dana yang dikeluarkan, berkat bantuan sejumlah dana untuk keperluan KTT itu. Teuku Markam termasuk salah satu konglomerat Indonesia yang dikenal dekat dengan pemerintahan Soekarno dan sejumlah pejabat lain seperti Menteri PU Ir Sutami, politisi Adam Malik, Soepardjo Rustam, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin, Suhardiman, pengusaha Probosutedjo dan lain-lain.
Pada masa Soekarno, nama Teuku Markam memang luar biasa populer. Sampai-sampai Teuku Markam pernah dikatakan sebagai kabinet bayangan Soekarno. Sejarah kemudian berbalik. Peran dan sumbangan Teuku Markam dalam membangun perekonomian Indonesia seakan menjadi tiada artinya di mata pemerintahan Orba. Ia difitnah terlibat PKI dan dituding sebagai koruptor dan Soekarnoisme.
Tuduhan itulah yang kemudian mengantarkan Teuku Markam ke penjara pada 1966. Ia dijebloskan ke dalam sel tanpa ada proses pengadilan. Pertama-tama ia dimasukkan dalam tahanan bersama Budi Utomo, lalu dipindahkan ke Guntur, selanjutnya berpindah ke penjara Salemba, Jalan Percetakan Negara. Lalu dipindahkan lagi ke tahanan Cipinang, dan terakhir dipindahkan ke tahanan Nirbaya, tahanan untuk politisi di Kawasan Pondok Gede Jakarta Timur.
Pada 1972, ia jatuh sakit dan terpaksa dirawat di RSPAD Gatot Subroto selama kurang lebih dua tahun. Semua terjadi begitu cepat. Peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto membuat hidup Teuku Markam menjadi sulit dan prihatin.
Dia baru bebas 1974. Ini pun, kabarnya, berkat jasa- jasa baik dari sejumlah teman setianya. Teuku Markam dilepaskan begitu saja tanpa ada konpensasi apapun dari pemerintahan Orba. “Memang betul, saat itu Teuku Markam tidak akan menuntut hak- haknya. Tapi waktu itu ia tertindas dan teraniaya,” kata Teuku Syauki Markam, salah seorang putra Teuku Markam.
Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet Ampera, pada 14 Agustus 1966 mengambil alih aset Teuku Markam berupa perkantoran, tanah dan lain-lain yang kemudian dikelola PT. PP Berdikari yang didirikan Suhardiman untuk dan atas nama pemerintahan RI.
Suhardiman, Bustanil Arifin, Amran Zamzami (dua orang terakhir ini adalah tokoh Aceh di Jakarta) termasuk teman-teman Teuku Markam. Namun, tidak banyak menolong mengembalikan asset PT Teuku Karkam. Justru mereka ikut mengelola aset-aset tersebut di bawah bendera PT. PP Berdikari. Suhardiman adalah orang pertama yang memimpin perusahaan tersebut.
Di jajaran direktur tertera Sukotriwarno, Edhy Tjahaja, dan Amran Zamzami. Selanjutnya PP Berdikari dipimpin Letjen Achmad Tirtosudiro, Drs Ahman Nurhani, dan Bustanil Arifin SH.
Pada 1974, Soeharto mengeluarkan Keppres N0 31 Tahun 1974. Isinya antara lain penegasan status harta kekayaan eks PT. Teuku Karkam atau PT. Aslam atau PT. Sinar Pagi yang diambil alih pemerintahan RI tahun 1966 berstatus “pinjaman” yang nilainya Rp 411.314.924,29 sebagai penyertaan modal negara di PT. PP Berdikari.
Kepres itu terbit persis pada tahun dibebaskannya Teuku Markam dari tahanan. Proyek Bank Dunia saat dia keluar dari penjara (1974), Teuku Markam mendirikan PT. Marjaya dan menggarap proyek-prorek Bank Dunia untuk pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat.
Tapi tidak satupun dari proyek-proyek raksasa yang dikerjakan PT. Marjaya baik di Aceh maupun di Jawa Barat, mau diresmikan pemerintahan Soeharto. Proyek PT. Marjaya di Aceh antara lain pembangunan Jalan Bireuen - Takengon, Aceh Barat, Aceh Selatan, Medan-Banda Aceh, PT. PIM dan lain-lain.
Teuku Syauki menduga, Rezim Orba sangat takut apabila Teuku Markam kembali bangkit. Untuk itulah, kata Teuku Syauki, proyek-proyek Markam “dianggap” angin lalu
Teuku Markam meninggal tahun 1985 akibat komplikasi berbagai penyakit di Jakarta. Sampai akhir hayatnya, pemerintah tidak pernah merehabilitasi namanya. Bahkan sampai sekarang. “Air susu dibalas air tuba,” itulah nasib ayah kami, kata Teuku Syauki mengenai perilaku penguasa Orba
Untuk mengembalikan aset PT. Karkam yang dikuasai pemerintah. Selaku ahli waris, Teuku Syauki Markam menyurati Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Wapres Megawati Soekarnoputri, ketika itu. Kekayaan Teuku Markam yang diambil alih itu ditaksir bernilai Rp 40 triliun lebih. “Kami menuntut kepada pemerintahan sekarang untuk mengembalikan seluruh aset kekayaan orang tua kami,” kata Teuku Syauki Markam.
Selain menyurati Presiden Gus Dur, Wapres Megawati, ahli waris Markam juga menemui Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, Menteri Negara PBUMN dan sejumlah pejabat terkait lain. “Seumur hidup saya akan berjuang mendapatkan kembali hak keluarga kami yang telah dirampas pemerintahan Orba,” tekad Teuku Syauki yanghttp://www.blogger.com/img/blank.gif nampak geram atas tingkah polah kekuasaan Orba yang menyebabkan keluarga mereka menderita lahir batin.
Sejak Teuku Markam meninggal dunia, aktivitas bisnisnya ditekan habis-habisan. Ahli warisnya hidup terlunta-lunta sampai ada yang menderita depresi mental. Hingga kekuasaan Orba berakhir, nama baik Teuku Markam tidak pernah direhabilitir. Anak-anaknya mencoba bertahan hidup dengan segala daya upaya dan memanfaatkan bekas koneksi-koneksi bisnis Teuku Markam. Dan kini, ahli waris Teuku Markam tengah berjuang mengembalikan hak-hak orang tuanya

Ref : 2.bp.blogspot.com

Putra Mahkota

Dahulu kala di daerah ini ada sebuah kerajaan bernama Negeri Alas. Raja yang memerintah memang bijak dan adil. Di samping rakyat yang dipimpinnya juga antusias dan setia terhadap raja, sehingga negeri ini makmur, aman dan sentausa, Tapi sayang sang Raja belum juga mempunyai keturunan. Merasakan keadaan semacam ini tentu saja hati permaisuri bersedih hati, sementara adiknya sang Raja sudah punya keturunan. Sekalipun demikian Raja tetap menerima dengan ikhlas dan mengajak kepada permaisurinya bersabar. Sebenarnya Sang Raja sendiri bersedih hati, tetapi sama sekali kesedihannya itu tidak ditampakkan,- sehingga dia tetap berusaha keras ke sana kemari, bahkan semua tabib didatangkan perlu mengobati, tetapi hasilnya masih belum ada. Raja yang sedang diselimuti kesedihan bersama permaisurinya itu tetap berusaha menghibur permaisuri itu, tetapi dia hanya diam saja, hingga Raja berkata hampir putus asa. Problem semacam ini sebenarnya masih bisa kita tempuh, tetapi masih belum saya lakukan. Apa itu Mas, katakanlah kepadaku, tanya Permaisuri. Aku bernadzar untuk mendapatkan anak laki-laki. Asal ada anak laki-laki itu, biarlah aku meninggal dunia sebelum aku merasakan serta menikmati sebagai ayah kata Raja itu. Cuma niat yang ini belum saya ucapkan selama ini. Demi untuk mendapatkan keturunan dan meneruskan tahta kerajaan, maka niat itu saya ucapkan hari ini kata Raja. Akhirnya dengan niat yang suci dan penuh kekhusyu’an Raja mengucapkan niat itu. Lebih kurang satu bulan setelah Raja mengucapkan niatnya itu, tiba-tiba permaisurinya mengandung. Berita kehamilan itu terdengar semua orang-orang disekitar kerajaan, sehingga rakyatpun ikut bergembira dengan kabar tersebut. Akhirnya bayi yang dikandungnya lahir dalam keadaan selamat. Lahir bayi laki dalam keadaan sehat dan tampan, sehingga Permaisuri merasa bahagia. Demikian juga Raja bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Setiap saat, bayi yang lucu itu selalu ditimang-timang dengan penuh kegembiraan. Dalam rangka menyambut kelahiran bayi laki-laki yang tampan itu, lalu diberi nama dan diadakan pesta besar-besaran. Semua penduduk sekitar diundangnya. Demikian juga kerajaan tetangga. Bahkan yang diundangnya juga semua binatang yang ada di darat dan di laut, juga semua makhluk halus dari berbagai penjuru ikut turut diundang dan hadir dalam rangka menyaksikan pemberian nama anak sang Raja. Nama yang diberikan kepada anak laki-laki tampan itu, ialah ; AMAD MUDE. Dalam waktu beberapa hari pesta besar-besaran sudah selesai, kemudian Raja mulai sakit-sakitan. Badannya terasa lemas dan sering juga lelah. Keadan semacam ini dikatakan kepada istrinya. Raja berkata, “Kamu tentu ingat nadzarku dulu yang pernah kuucapkan sebelum kau mengandung. “Dengan perkataan Raja itu, lalu Permaisurinya langsung ingat, sehingga kesedihan menyelimuti hatinya. Keadaan kesehatan semakin hari semakin memburuk, hingga akhirnya Raja itu meninggal dunia. Orang-orang yang ada dalam kerajaan, maupun penduduk negeri ikut berduka cita yang mendalam. Sebagai ganti, maka diangkatlah pamannya Amad Mude, karena dia masih kecil untuk melangsungkan urusan kerajaan. Setelah beberapa bulan berkuasa pamannya itu, lalu Amad Mude bersama Permaisuri di pindah ke ruang belakang dengan alasan, bahwa dia sering menangis, sehingga mengganggu saat acara penting yang berlangsung di kerajaan. Memang pamannya yang meneruskan tahta kerajaan itu punya tipu muslihat, sehingga suatu hari dia memerintahkan kepada para petugas untuk mengantarkan Permaisuri dan anaknya ke tengah hutan. Sebenarnya hal ini tidak dilakukan oleh petugas tadi, karena mengingat jasa baik ayahnya Amad Mude yang telah meninggal dunia. Tapi saya tidak bisa berbuat kata petugas. Seandainya saya tidak bersedia mengantarkan Permaisuri bersama anaknya, maka saya harus menerima hukuman yang berat. Permaisuri bersama anaknya yang masih kecil itu berdiam di tengah hutan sambil berbekal apa adanya. Dalam jangka waktu yang agak lama Amad Mude sudah berumur delapan tahun, dengan lucunya Permaisuri melihatnya. Setiap pagi dia memancing di kali alas. Setelah dia mengumpankan pancingnya dengan saat yang singkat mendapat ikan yang besar, hingga dia mendapatkan lima ekor ikan yang besar, kemudian dia pulang. Setiba di rumah ikan lima itu diserahkan kepada ibunya. Ibunya dengan riang gembira, karena Amad yang masih kecil itu sudah bisa memancing. Lima ikan yang besar itu tidak mungkin habis dimakan, sehingga dia punya rencana ikan itu akan dijual. Dijualnya beberapa ekor ikan besar itu ke salah satu kampung. Boleh dibeli dengan uang, ditukar dengan bahan makanan atau barang-barang keperluan lainnya. Setiba di suatu kampung tiba-tiba bertemu dengan pedagang yang kaya raya yang pernah menjadi sahabat suaminya dulu. Permaisuri itu diajak ke rumah saudagar yang kaya raya itu. Sampai di rumah saudagar itu lalu istrinya disuruh menyambut dengan baik dengan memberinya makanan serta pakaian sebagai ganti. Saat berlangsungnya makan istri saudagar berbincang-bincang dengan Permaisuri, sehingga mengetahui nasib yang sedang menimpa Permaisuri dan anaknya. Ikan yang telah dibeli saudagar itu lalu dipotong istrinya, sementara istri saudagar dalam keadaan heran, karena pisau tidak bisa membela perut ikan itu. Akhirnya perut ikan bisa dibela, tetapi melihat keanehan lagi, yaitu telur ikan yang kuning-kuning, tetapi keras. Dengan keanehan ini, lalu suaminya dipanggil untuk menyaksikan telur ikan yang keras itu. Setelah diperhatikan dengan sungguh, maka saudagar kaya itu mengatakan, bahwa ini emas mumi, tapi berbentuk telur ikan. Permaisuri diberinya bekal yang cukup untuk keperluan dia bersama anaknya, bahkan saudagar itu berencana membangunkan sebuah rumah untuk tempat tinggal Permaisuri bersama anaknya. Hari menjelang petang Permaisuri minta izin pulang dan mengucapkan ribuan terimakasih atas perhatiannya yang diberikan kepadanya. Dalam jangka beberapa hari para tukang sibuk mengerjakan rumah atas perintah saudagar kaya itu. Hingga rumah itu selesai dan akhirnya dihuni oleh Permaisuri dan anaknya. Kini mereka berdua tinggal di rumah yang bagus, bersih, sebagaimana hari-hari kejayaannya. Amat Mude seperti halnya hari-hari sebelumnya, bahwa dia setiap hari pergi ke sungai Alas perlu memancing. Setiap kali memancing dia mendapatkan ikan yang besar, tetapi tidak dijual, melainkan untuk keperluan Permaisuri dan dirinya. Ikan-ikan itu ada yang bertelur emas. Telur itu selalu dikumpulkan hingga sampai banyak. Hubungan antara Amad, Permaisuri bersama pedagang itu semakin harmonis dan erat sekali, sehingga di antara keduanya saling mengunjungi. Roda kehidupan selalu berputar, tidak menyangka Permaisuri bersama anaknya yang mengalami nasib malang itu ternyata kini menjadi orang kaya. Berita ini sempat didengar pamannya yang menjadi raja muda itu. Suatu saat Amad dan Permaisuri itu dipanggil menghadap raja muda. Sampai di istana, Raja Muda memerintahkan kepada Amad agar pergi ke tengah laut perlu memetik kelapa gading. Buah kelapa itu sebagai obat istri sang Raja yang sedang sakit. Raja berkata. “Seandainya kamu tidak sampai.menemukan kelapa gading itu, maka kamu saya hukum mati. Tega betul Raja itu kepada keponakannya sendiri. Perintah itu dijalani oleh Amad Mude, akhirnya sampai ke tepi pantai, tiba-tiba muncullah ikan besar bernama Singgang Raye. Ikan itu disamping juga raja buaya serta seekor Naga besar. Di antara hewan-hewan itulah yang akan mengantarkan Amad Mude menyeberang menuju suatu pulau untuk mengambil kelapa gading yang masih muda. Ternyata hewan-hewan yang membantu Amad itu turut hadir undangan saat pesta pemberian nama Amad Mude. Sebelum kakinya dilangkahkan ke daratan, seekor naga besar itu memberikan cincin ajaib. Cincin itu membawa khasiat, yaitu bisa meminta apa yang sedang diinginkan. Setiba di pulau Amad langsung memetik kelapa gading yang masih muda itu, dan seketika mendengar suara pelan menegur. Suara itu adalah suara Putri Niwer Gading. Perkataannya, yaitu siapa saja yang bisa memetik kelapa gading itu, berarti suamiku. Dengan perjalanan yang singkat, lalu diadakan pesta perkawinan antara Amad Mude dengan Putri Niwer Gading. Setelah pesta pernikahan selesai, lalu mengantarkan kelapa gading muda itu ke istana Raja Muda. Setelah kelapa itu diserahkan pamannya, lalu Amad minta izin. Dengan tercengang Raja Muda tersebut semakin berfikir, sehingga tumbuh kesadaran, bahwa keponakannya itu memang baik, tetapi yang selama ini curang adalah dirinya sendiri. Untuk itu suatu saat datang ke rumah Amad Mude dan disana dia musyawarah dengan Mude dan ibunya. Dengan penuh kesadaran, bahwa Raja Muda itu mengalihkan kedudukannya kepada keponakannya, karena memang dialah yang berhak meneruskan tahta kerajaan. Dengan demikian Amad Mude dinobatkan sebagai raja. Memang kebaikan yang dilakukan dengan tulus akan mampu mengalahkan kecurangan, sekalipun posisinya dalam keadaan kuat.

Ref : tempatcerita.com

Alat Musik Tradisional Aceh

1. Alat Musik Tradisional Aceh - "ARBAB"
Arbab merupakan alat musik tradisional Aceh yang terbuat dari alam. Alat musik arbab ini dibuat dari tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai, sementara busur penggeseknya terbuat dari kayu, rotan atau serat tumbuhan. Terdiri dari 2 bagian, yaitu instrumen induk yang disebut arbab dan penggeseknya yang disebut dengan Go Arbab.

Alat musik tradisional Aceh yang dibunyikan dengan cara digesek ini pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Diperkirakan alat musik Arbab ada pada jaman Belanda. Akan tetapi sayangnya, saat ini alat musik Arbab sudah jarang dan mungkin hampir punah dari Serambi Mekah. Wah.. bahaya nih kalo beneran sudah punah.

Alat musik Arbab pada zamannya biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional, bersama Geundrang/Rapai dan sejumlah alat musik trandisional lainnya, di mana Arbab berperan sebagai instrumen utama pembawa lagu. Dalam tradisinya, musik Arbab biasa dimainkan dalam acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat dan pasar malam.

Musik Arbab disajikan ke tengah penontonnya oleh dua kelompok, yakni pemusik dan penyanyi. Kelompok penyanyi terdiri dari dua orang lelaki, di mana salah seorang di antara mereka memerankan tokoh wanita, lengkap dengan busana dan dandanan seperti wanita. Penyanyi yang memerankan perempuan tersebut dikenal dengan sebutan Fatimah Abi.

Pada umumnya, mereka membawakan lagu-lagu hikayat dan lagu-lagu yang mengandung muatan humor. Di antara lagu-lagu hikayat yang pernah dibawakan dalam pertunjukan musik Arbab, tercatat salah satunya berjudul Hikayat Indra Bangsawan. Beberapa literature menyebutkan bahwa alat musik Arbab pernah hidup dan berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Dewasa ini, kesenian Arbab sangat jarang dijumpai, dan diperkirakan mulai kehilangan tempatnya.

2. Alat Musik Tradisional Aceh - "BANGSI ALAS"
Alat musik tradisional Aceh yang bernama Bangsi Alas adalah merupakan  instrumen tiup dari bambu yang dijumpai banyak  dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara. Secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan mistik, yaitu ketika ada orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya.

3. Alat Musik Tradisional Aceh - "CANANG"
Canang adalah alat musik tradisional dari Aceh yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya "Canang Trieng", di Gayo disebut "Teganing", di Tamiang disebut "Kecapi" dan di Alas disebut dengan "Kecapi Olah".

Canang terbuat dari kuningan dan bentuknya menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik canang dan masing-masing memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda pula.

Fungsi canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional. Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul.

4. Alat Musik Tradisional Aceh - "GEUNDRANG"
Geundrang merupakan salah satu unit alat musik tradisional Aceh yang merupakan bagian dari perangkatan musik Serune Kalee.

Geundrang termasuk jenis alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul baik dengan menggunakan tangan atau memakai kayu pemukul.

Geundrang dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.

5. Alat Musik Tradisional Aceh - "SERUNE KALEE"
Serune Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh adalah alat khas tradisional Aceh Musit yang dimainkan sejak jaman dahulu. 

Instrumen ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Alat musik tradisional serune kalee ini biasanya dimainkan dalam hubungannya dengan Gendrang Rapai dan acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan pada raja raja kerajaan zaman keemasan Aceh Darussalam.
Serune Kalee bersama dengan geundrang dan Rapai merupakan suatau perangkatan musik sejak masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap menghiasi / warna musik dalam budaya tradisional Aceh. Instrumen ini adalah salah satu alat musik layaknya seruling atau klarinet, tersebar di komunitas Melayu.

Kata Serune Kalee mengacu pada dua hal yang berbeda. Kata pertama, menunjuk ke kuningan Serune tradisional Aceh yang sering bermain bersama Rapai. Sementara Kalee adalah nama dari sebuah nama desa di Laweung, Pidie.
Peralatan musik tidak hanya digunakan oleh orang-orang Aceh, tetapi juga Minangkabau, Agam, dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Barat. Bahkan, distribusi pasokan ini mencapai Thailand, Sri Lanka, dan Malaysia. Semacam ini alat musik juga ditemukan di daerah pesisir lainnya dari Provinsi Aceh dan, seperti Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Barat, dan dengan nama yang sama (Burhan Paradise, ed, 1986:. 81). Setiap daerah yang menggunakan jenis musik ini memberikan berbagai variasi dalam peralatan, sehingga bentuk dan namanya juga bermacam-macam. Namun, di antara beberapa variasi serune, ada kesamaan dalam nuansa mengangkat suara, laras nada, getaran, Volume suara, dinamika suaranya.

Berdasarkan data yang ada, peralatan ini telah ada sejak kedatangan Islam ke Aceh. Ada beberapa yang mengatakan peralatan ini berasal dari Cina (ZH Idris, 1993: 48-49).

Pada saat ini budaya di Aceh juga berkembang pesat, salah satunya adalah seni, dengan gaya Islam yang kuat. Peralatan Serune Kalee masih saat ini memegang peranan penting dalam berbagai seni pertunjukan, dalam berbagai upacara, dan acara lainnya Kalee Serune game musik. Telah menghibur masyarakat Aceh sejak dulu sampai sekarang.

6. Alat Musik Tradisional Aceh - "TAKTOK TRIENG"
Taktok Trieng sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis: satu dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan di tempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. Dan jenis yang dipergunakan di sawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan di tengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).

7. Alat Musik Tradisional Aceh - "RAPAI"
Alat musik tradisional Rapai merupakan alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul. Menurut Z.H Idris, alat musik Rapai ini berasal dari Bahdad (irak), dan dibawa ke Aceh oleh seorang penyiar agama Islam bernama Syeh Rapi.

Dalam pertunjukannya, alat musik rapai ini dimainkan oleh 8 sampai 12 orang pemain yang disebut awak rapai. Alat musik Rapai ini berfungsi untuk mengatur tempo dan tingkahan-tingkahan irama bersama Serune kalee maupun buloh perindu.

Berdasarkan besarnya rapai serta fungsinya, alat musik tradisional dari Aceh ini terdiri dari beberapa jenis yaitu :

    Rapai Pasee (rapai gantung)
    Rapai Daboih
    Rapai Geurimpheng (rapai macam)
    Rapai Pulot
    Rapai Anak/tingkah
    Rapai kisah

 Alat musik rapai ini biasanya dimainkan dalam berbagai kesempatan seperti misalnya pada saat pasar malam, upacara perkawinan, ulang tahun, mengiringi tarian, memperingati hari hari tertentu dan acara lainnya. Namun, selain dimainkan secara tunggal alat musik rapai ini juga dapat digabungkan dengan peralatan musik lainnya.

Rapai berbentuk seperti tempayan atau panci dengan berbagai ukuran. Dibagian atas rapai ditutup dengan kulit, sedangkan bagian bawahnya kosong

Ref : serba-tradisional.blogspot.com

Kopi Ulee Kareng

Kalau Anda pecandu kopi dan kebetulan sedang berada di Banda Aceh, wajib bagi Anda untuk mampir ke Kedai Solong Coffee di kawasan Ulee Kareng.

Warung kopi yang berslogan “Warkop Jasa Ayah” ini sekilas sama seperti kedai-kedai kopi yang banyak bertebaran di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh. Ya, Aceh memang Negeri Seribu Warung Kopi. Namun, Solong Coffee berbeda dengan kedai kopi lainnya. Usianya tergolong tua bagi sebuah kedai kopi. Solong Coffee berdiri sejak 1974.

Kebiasaan masyarakat Aceh minum kopi sambil bercengkrama membuat warung kopi Solong tidak pernah sepi dari pengunjung.

“Warung ini mulai ramai dikunjungi pada 1987. Di sini, orang ngopi untuk bertemu dengan kawan membahas masalah bisnis, masalah kuliah, dan lain-lain. Jadi, bukan hanya sekadar duduk dan minum kopi saja,” papar Nawawi.

Di atas lahan seluas 1.500 meter persegi, bangunan Kedai Solong Coffee dibagi menjadi dua. Bagian depan diperuntukkan bagi para pengunjung. Sementara, bagian belakang digunakan sebagai tempat penyimpanan dan penggilingan biji kopi, serta area duduk pengunjung jika jumlah yang datang membludak.

Nawawi menjelaskan, tidak ada ramuan khusus dalam pembuatan kopi. Untuk menjaga kualitas kopi di kedainya, pria paruh baya ini masih turun tangan menyortir biji-biji kopi yang akan digiling.

“Kami menggunakan kopi Lamno yang memang terkenal sebagai kopi nomor satu di Aceh,” kata dia.

Kedai kopi milik keluarga Nawawi ini menyajikan kopi hitam manis sebagai minuman andalan. Kemudian, ada sanger yang merupakan paduan kopi dengan sedikit susu dan gula. Sanger bisa dijadikan pilihan bagi mereka yang tidak menyukai kopi pahit. Untuk pengunjung yang tidak menyukai kopi, dapat memesan teh manis hangat, teh telur, ataupun teh tarik.

Sebagai teman minum kopi ataupun teh, tersedia berbagai aneka pilihan penganan khas Aceh. Sebut saja, seperti pulut (ketan) srikaya, pulut bakar, timpa (sejenis lepet), bikang, surabi, dan tapai.

Kedai Solong Coffee terletak di Jalan Teuku Iskandar Nomor 13-14. Di kedai ini kopi diracik secara tradisional, mulai dari penggilingan biji kopi, peracikan, hingga penyajian.

Kedai kopi ini menggunakan kopi Lamno yang memang terkenal sebagai kopi nomor satu di Aceh.

Kopi Gayo

Kopi gayo merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Perkebunan Kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Ketiga daerah yang berada di ketinggian 1200 m dpl tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luasan sekitar 94.800 hektar. Masing-masing di Kabupaten Aceh Tengah 48.000 hektare yang melibatkan petani sebanyak 33.000 kepala keluarga (KK), Bener Meriah 39.000 hektare (29.000 KK) dan 7.800 hektare di Kabupaten Gayo Lues dengan keterlibatan petani sebanyak 4.000 KK.

Gayo adalah nama suku asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas masyarakat Gayo berprofesi sebagai Petani Kopi. Varietas Arabika mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia

Atas dedikasi dan kerjasama dalam menjaga kualitas Kopi Gayo miliknya, Persatuan Petani Kopi Gayo Organik (PPKO) di Tanah Gayo telah mendapat Fair Trade Certified™ dari Organisasi Internasional Fair Trade dan pada tanggal 27 Mei 2010, Kopi Gayo menerima sertifikat IG(Indikasi Geogafis) diserahkan kepada pemda oleh Menteri Hukum dan HAM Indonesia.Kemudian pada Event Lelang Special Kopi Indonesia tanggal 10 Oktober 2010 di Bali, kembali Kopi Arabika Gayo memperoleh score tertinggi saat Cupping Score. Sertifikasi dan prestasi tersebut kian memantapkan posisi Kopi Gayo sebagai Kopi Organik terbaik di Dunia.