Suku Aneuk Jamee adalah sebuah suku yang tersebar di sepanjang pesisir barat dan selatan Aceh mulai dari Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Simeulue. Suku Aneuk Jamee merupakan penduduk Minangkabau yang bermigrasi ke Aceh dan telah bercampur dengan Suku Aceh, Kluet, Singkil dan Devayan. Dari segi bahasa, bahasa Aneuk Jamee masih dianggap salah satu dialek dari bahasa Minangkabau yang telah bercampur dengan bahasa-bahasa setempat.
Nama "Aneuk Jamee" berasal dari bahasa Aceh yang secara harfiah berarti "anak tamu".
Konon ceritanya, ketika perang paderi berlangsung, para pejuang paderi mulai terjepit oleh serangan kolonial Belanda. Pesisir Minangkabau pada saat itu adalah bagian dari kerajaan Aceh mengirim bantuan balatentara. ketika keadaan makin kritis rakyat terpaksa di eksoduskan, pada saat itu mulailah Rakyat Minangkabau bertebaran di pantai Barat Selatan Aceh. Versi lain menyebutkan bahwa daerah Aceh Selatan merupakan persinggahan dari Syeikh Burhanuddin Ulakan, seorang Syeikh yang berasal dari dari Ulakan Pariaman Sumatera Barat) (??? - 15 Shafar 1116 H 19/20 Juni 1704). Ia adalah seorang ulama yang menyebarkan Islam di Kerajaan Pagaruyung. Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan Islam melawan penjajahan VOC. Ia berasal dari pantai Ulakan, Pariaman. Syekh Burhanuddin pernah menimba ilmu di Aceh kepada Syekh Abdurrauf Singkil dari Desa Singkil Aceh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh Ahmad al-Qusyasyi Madinah. Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing. Menurut cerita, Aceh Selatan dulunya merupakan persinggahan kapal-kapal dari Sumatera Barat yang menuju Mekkah membawa Jamaah Haji.
Dalam Versi lain, Aneuk Jamee di Aceh Selatan menempati di daerah-daerah pesisir yang dekat dengan laut. Mungkin jalur perpindahan nenek moyang dulu adalah dari jalur ini, dulu hidup dari berkebun dan melaut. Seiring perkembangan zaman, seiring dengan kemajemukan, hidup terus berkembang sekarang ada yang jadi pengusaha, pedagang, pejabat, PNS, dan lain sebagainya. Semuanya hidup dalam porsinya masing-masing.
Baca Selengkakpnya,.
Nama "Aneuk Jamee" berasal dari bahasa Aceh yang secara harfiah berarti "anak tamu".
Konon ceritanya, ketika perang paderi berlangsung, para pejuang paderi mulai terjepit oleh serangan kolonial Belanda. Pesisir Minangkabau pada saat itu adalah bagian dari kerajaan Aceh mengirim bantuan balatentara. ketika keadaan makin kritis rakyat terpaksa di eksoduskan, pada saat itu mulailah Rakyat Minangkabau bertebaran di pantai Barat Selatan Aceh. Versi lain menyebutkan bahwa daerah Aceh Selatan merupakan persinggahan dari Syeikh Burhanuddin Ulakan, seorang Syeikh yang berasal dari dari Ulakan Pariaman Sumatera Barat) (??? - 15 Shafar 1116 H 19/20 Juni 1704). Ia adalah seorang ulama yang menyebarkan Islam di Kerajaan Pagaruyung. Selain itu ia terkenal sebagai pahlawan pergerakan Islam melawan penjajahan VOC. Ia berasal dari pantai Ulakan, Pariaman. Syekh Burhanuddin pernah menimba ilmu di Aceh kepada Syekh Abdurrauf Singkil dari Desa Singkil Aceh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh Ahmad al-Qusyasyi Madinah. Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing. Menurut cerita, Aceh Selatan dulunya merupakan persinggahan kapal-kapal dari Sumatera Barat yang menuju Mekkah membawa Jamaah Haji.
Dalam Versi lain, Aneuk Jamee di Aceh Selatan menempati di daerah-daerah pesisir yang dekat dengan laut. Mungkin jalur perpindahan nenek moyang dulu adalah dari jalur ini, dulu hidup dari berkebun dan melaut. Seiring perkembangan zaman, seiring dengan kemajemukan, hidup terus berkembang sekarang ada yang jadi pengusaha, pedagang, pejabat, PNS, dan lain sebagainya. Semuanya hidup dalam porsinya masing-masing.
Baca Selengkakpnya,.
0 komentar:
Posting Komentar